RSS

MAKALAH SEMANTIK



Description: UNM
 




 MAKALAH SEMANTIK BAHASA INDONESIA
MAKNA KONOTATIF






OLEH :
RISKA ULFA DWI DAMAYANTI
1351040023



JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014






KATA PENGANTAR

Pujisyukurkehadirat Allah SWT yang telahmemberikanrahmatdanhidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini bejudul “MaknaKonotatif” dibuat dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Semantik Bahasa Indonesia. Selama proses penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1.         IbuDra. Helena Emma selaku dosen pengampu mata kuliah SemantikBahasa Indonesia.
2.         Teman – teman yang telah memberikan semua bantuannya.
3.  Semua pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu penyusunan.
Semoga seluruh amal dan kebaikan yang diberikan dapat diterima dan mendapatkan ridho dari Allah SWT, Amiin. Kami menyadari bahwa dalam tugas ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu saran dan kritik dari berbagai sumber yang dapat membangun sangat kami harapkan sehingga menjadi lebih baik untuk nanti kedepannya.


Makassar, 26 Mei 2014



Penulis

 



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………           i
DAFTAR ISI………………………………………………………..                        ii
PENDAHULUAN…………………………………………………                        1
A.    Latar Belakang……………………………………………...             1
B.     Rumusan Masalah…………………………………………..             1
PEMBAHASAN…………………………………………………...                        2
A.    Pengertian Makna Konotatif………………………………..                        2
B.     Jenis-Jenis Makna Konotatif………………………………..             3
PENUTUP………………………………………………………….                        8
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………          9



  




PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Semantik adalah bagian dari struktur bahasa yang berhubungan dengan makna ungkapan  dan makna  suatu  wicara. Semantik sebagai  cabang  ilmu  bahasa  mempunyai  kedudukan  yang sama  dengan  cabang-cabang  ilmu  bahasa  lainnya seperti, fonologi, morfologi, dan sintaksis. Namun  yang membedakan  adalah cabang-cabang ilmu bahasa  ini  terbagi  menjadi  dua  bagian  besar  yaitu  morfologi  dan  sintaksis termasuk pada tataran gramatika, sedangkan fonologi dan semantik termasuk pada tataran di luar gramatika.
 Makna  adalah  maksud pembicaraan,  pengaruh  satuan  bahasa  dalam  pemahaman  persepsi,  serta  perilaku manusia atau  kelompok  (Kridalaksana,  2001:1993). Makna  kata  merupakan  bidang kajian  yang  dibahas  dalam  ilmu  semantik.
Semantik kini telah menjadi sebuah mata kuliah wajib di perguruan tinggi terkhusus pada strata satu yang mengambil jurusan bahasa.  Didalam semantik kita banyak menyinggung mengenai pengertian makna, jenis-jenis makna, ketaksaan dan lain sebagainya.
Dalam makalah ini akan dibahas secara jelas mengenai jenis makna yaitu makna konotatif. Makna konotatif adalah makna kias atau bukan makna yang sebenarnnya.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dari makalah ini maka dapat dirumuskan masalah yaitu :
1.      Apa yang dimaksud dengan makna konotatif ?
2.      Apa yang termasuk dalam jenis-jenis makna konotatif ?


PEMBAHASAN
A.    Pengertian Makna Konotatif
Menurut Keraf (1994:29) makna konotatif adalah suatu jenis makna yang mengandung  nilai-nilai  emosional di dalam stimulus  dan  respon. Makna konotatif  disebut  juga  makna  konotasional, makna  emotif,  atau  makna  evaluatif. Makna  konotatif  sebenarnya  adalah  makna denotasi  yang  mengalami  penambahan. Hal  ini  sependapat  dengan  pengertian konotasi  dalam  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia  (2008:725) konotasi  adalah tautan pikiran yang menimbulkan nilai rasa pada seseorang ketika berhadapan dengan sebuah kata, makna yang ditambahkan pada makna denotasi.
Aminuddin (2001:88) berpendapat makna konotatif adalah makna kata  yang telah  mengalami  penambahan  terhadap  makna  dasarnya.  Makna  konotatif  disebut juga  dengan  makna  tambahan.  Makna  konotatif  muncul akibat  asosiasi perasaan  pemakai  bahasa  terhadap  kata  yang  didengar  atau  dibaca. 
Zgusta (Aminuddin, 2001:112) berpendapat makna konotatif adalah makna semua komponen pada kata ditambah beberapa nilai mendasar yang biasanya berfungsi menandai.
Harimurti  (Aminuddin,  2001:112)  berpendapat  aspek  makna  sebuah atau  sekelompok  kata  yang  didasarkan  atas  perasaan  atau  pikiran yang  timbul  atau ditimbulkan pada pembicara atau penulis dan pendengar atau pembaca. Sebuah kata disebut mempunyai  makna  konotatif  apabila  kata  itu  mempunyai  “nilai  rasa”,  baik  positif maupun  negatif.  Jika  tidak  memiliki  rasa  maka  dikatakan  tidak  memiliki  konotasi. Tetapi  dapat  juga  disebut dengan berkonotasi  netral  (Chaer,  1995:65). Dua  buah  kata  atau lebih  yang  mempunyai  makna  denotasi  yang  sama  dapat  menjadi  berbeda  makna keseluruhannya  akibat  pandangan  masyarakat  berdasarkan  nilai-nilai  atau  norma-norma budaya yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
 Misalnya dalam bahasa Jawa, kata abdinipun, pembantu,  pekathik, dan batur mempunyai  makna  denotasi  yang sama, tetapi kedua kata tersebut mempunyai nilai rasa yang berbeda. Kata abdinipun mempunyai  nilai  rasa  yang lebih  tinggi  dibandingkan  dengan  kata pembantu, pekathik, dan batur.
 Makna  konotatif  muncul  sebagai  akibat  asosiasi  perasaan pemakai  bahasa  terhadap  kata  yang  didengar  atau  kata  yang  dibaca  (Pateda, 2001:112). Positif  dan  negatifnya  nilai  rasa  sebuah  kata  seringkali  juga  terjadi akibat  digunakannya  referen  kata  itu  sebagai  sebuah lambang.  Jika  digunakan sebagai lambang sesuatu yang positif maka akan bernilai rasa yang positif, dan jika digunakan  sebagai  lambang  sesuatu  yang  negatif  maka  akan  bernilai  rasa  negatif. Misalnya, burung garuda karena dijadikan lambang negara republik Indonesia maka menjadi  bernilai  rasa  positif . Sedangkan  makna  konotasi  yang  bernilai  rasa  negatif seperti buaya yang dijadikan lambang kejahatan.  
Makna  konotatif  adalah  makna  yang  bukan  sebenarnya. Misalnya,  kata amplop dalam kalimat “berikan amplop saja agar urusannya cepat selesai.”, maka kata  amplop  bermakna  konotatif, yang  mengandung  arti berilah  ia  uang.  Kata amplop dan uang masih ada hubungan, karena uang dapat saja diisi di dalam amplop.
Berdasarkan  beberapa  pendapat  di  atas,  dapat  disimpulkan  makna  konotatif adalah makna yang tidak sebenarnya, makna yang telah mengalami penambahan pada makna dasarnya, yakni hanya tambahan yang sifatnya memberi nilai rasa, baik positif maupun negatif. Makna konotatif mengacu pada makna kias. Makna  konotatif  mengandung imajinasi,  nilai  rasa,  dan dimaksudkan untuk menggugah rasa. 





B.     Jenis-Jenis Makna Konotatif
Menurut  pendapat  Tarigan  (1985:60) ragam  konotasi  dibagi  menjadi  dua  macam, yaitu konotasi baik dan konotasi tidak baik.
1.      Konotasi Baik
Konotasi baik berarti kata-kata yang oleh sebagian masyarakat dianggap memiliki nilai rasa sopan, pantas, dan halus. Konotasi baik dibagi menjadi dua macam, yaitu :
a)      Konotasi tinggi
Konotasi  tinggi  adalah kata-kata  sastra  dan kata-kata klasik yang lebih  indah dan  anggun  terdengar  oleh  telinga  umum.  Kata-kata  seperti  itu  mendapat  konotasi atau nilai rasa tinggi. Kata-kata klasik yang apabila orang mengetahui maknanya dan menggunakan pada konteks yang tepat maka akan mempunyai nilai rasa yang tinggi.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator  konotasi tinggi pada sebuah kata adalah sebagai berikut:
a. kata-katanya klasik.
b. kata-kata yang menimbulkan rasa segan.

b)       Konotasi ramah
Konotasi  ramah  yaitu  kata-kata  yang  berasal  dari  dialek  atau  bahasa  daerah karena dapat memberikan kesan lebih akrab, dapat saling merasakan satu sama lain, tanpa ada rasa canggung dalam bergaul.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator konotasi ramah pada sebuah kata adalah sebagai barikut:
a. kata-kata berasal dari dialek
b. kata-katanya tidak menimbulkan rasa canggung dalam bergaul.

2.      Konotasi Tidak Baik
Konotasi tidak baik berarti kata-kata yang oleh sebagian masyarakat dianggap memiliki nilai rasa tidak sopan, tidak pantas, kasar, dan dapat menyinggung perasaan orang  lain.  Konotasi  tidak baik dibagi menjadi lima macam, antara lain :
a)      Konotasi Berbahaya
Konotasi berbahaya  yaitu kata-kata  yang erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat kepada hal-hal yang sifatnya magis. Pada saat tertentu dalam kehidupan masyarakat,  kita  harus  hati-hati  mengucapkan  suatu  kata  agar  tidak  terjadi  hal-hal yang  tidak  diinginkan,  hal-hal  yang  mungkin  mendatangkan  bahaya.  Pada kondisi tertentu  penutur  dilarang  menuturkan  kata-kata  yang  dianggap  tabu  di  sembarang tempat.
 Misalnya,  jika  si  penutur  sedang  berada  ditengah  hutan,  maka  secara  tidak langsung dia telah diikat dengan aturan-aturan dalam bicara dan mengeluarkan kata-kata. Kata-kata yang tidak enak seperti, hantu, harimau, kotor dan kata-kata  yang  menyombongkan diri dan takabur dilarang diucapkan dalam  kondisi ini, karena jika  aturan itu dilanggar dipercaya akan ada balasan  yang setimpal bagi yang mengatakannya saat itu juga.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator  konotasi berbahaya pada sebuah kata adalah sebagai berikut:
a. Kata-katanya bersifat magis
b. Kata-kata yang dianggap tabu

b)      Konotasi Tidak Pantas
Konotasi  tidak  pantas  yaitu  kata-kata yang  diucapkan  tidak  pada  tempatnya dan mendapat nilai rasa tidak pantas, sebab jika diucapkan kepada orang lain maka orang lain tersebut akan merasa malu, merasa diejek, dan dicela. Di samping itu, si pembicara oleh masyarakat atau keluarganya akan dicap sebagai orang yang tidak sopan.
Pemakaian  atau  pengucapan  kata-kata  yang  berkonotasi  tidak  pantas  ini  dapat menyinggung  perasaan,  terlebih-lebih  orang  yang  mengucapkannya  lebih  rendah martabatnya dari pada lawan bicara atau obyek pembicaraan itu.
Berdasarkan  pengertian  di  atas, dapat  diketahui  indikator  konotasi  tidak pantas pada sebuah kata adalah sebagai berikut:
a. Kata-katanya dapat menyinggung perasaan orang lain
b. Kata-kata yang diucapkan tidak pada tempatnya.

c)      Konotasi Tidak Enak
Konotasi tidak enak yaitu salah satu jenis konotasi tidak baik yang  berkaitan  erat  dengan  hubungan  sosial  dalam  masyarakat.  Ada  sejumlah  kata yang biasa dipakai dalam hubungan yang tidak atau kurang baik, maka tidak enak didengar oleh telinga dan mendapat nilai rasa tidak enak. Oleh karena itu, kata atau ungkapan tersebut  dihindari untuk  menjaga hubungan tetap harmonis dan juga untuk menghindari hubungan yang semakin retak.     
Berdasarkan pengertian  tersebut, dapat diketahui indikator konotasi tidak enak pada sebuah kata adalah kata-kata yang tidak enak didengar oleh telinga.

d)     Konotasi Kasar
Konotasi kasar yaitu kata-kata yang terdengar kasar. Kata-kata kasar dianggap kurang sopan apabila digunakan dalam pembicaraan dengan orang yang disegani. Konotasi kasar biasanya juga dipergunakan oleh penutur yang sedang memiliki tingkat emosional yang tinggi. Akibat tingkat emosional yang tinggi tersebut, seorang penutur cenderung mengeluarkan kata-kata yang kasar.



Berdasarkan  pengertian  di  atas,  dapat  diketahui  bahwa  indikator  konotasi kasar pada sebuah kata adalah sebagai berikut:
a.  Kata-katanya kasar
b.  Digunakan  oleh  penutur  yang  sedang  marah  dan  mempunyai  tingkat  emosi yang tinggi.
e)      Konotasi Keras
Konotasi  keras  yaitu  kata-kata  atau  ungkapan-ungkapan  yang  mengandung suatu pernyataan  yang berlebihan, dengan  membesar-besarkan sesuatu hal. Ditinjau dari  segi  arti,  maka  kata  ini  dapat  disebut  hiperbola,  sedangkan  dari  segi  nilai  rasa atau konotasi dapat disebut konotasi keras. Untuk mengungkapkan hal-hal yang tidak masuk  akal,  dapat  digunakan  kiasan  atau  perbandingan-perbandingan.  Pada umumnya,  setiap  anggota  masyarakat  dalam  pergaulan  sehari-hari  berusaha mengendalikan diri. Akan tetapi, untuk menonjolkan diri, orang seringkali tidak dapat mengendalikan  diri  dan  cenderung  menggunakan  kata-kata  yang  bersifat mengeraskan makna.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator  konotasi keras pada sebuah kata adalah sebagai berikut:
a. Kata-katanya berlebihan dengan membesar-besarkan suatu hal atau hiperbola
b. Kata-katanya bersifat mengeraskan makna.
Makna  konotasi  dalam sebuah cerkak  dapat  menambah  efek  keindahan. Ketepatan  dan  kesesuaian  kata  yang  digunakan pengarang  dalam membuat cerkakdapat menimbulkan kesan hidup dan membangkitkan imajinasi. Penggunaan makna konotasi  mampu  menghasilkan  imaji  tambahan  sehingga  yang  abstrak  menjadi konkret dan menjadikan cerkak lebih indah dan nikmat untuk dibaca. Digunakannya kata-kata  yang  bermakna  konotasi  selain  memperindah  juga  akan  memperkaya  dan menyalurkan makna dengan baik. Makna konotasi bersifat subjektif dalam pengertian bahwa ada pergeseran dari makna umum karena sudah  ada penambahan rasa dan nilai rasa tertentu (Alwasilah, 1985:147). Makna konotasi sangat bergantung pada konteksnya.


PENUTUP
Makna  konotatif adalah makna yang tidak sebenarnya atau makna yang telah mengalami penambahan pada makna dasarnya, yakni hanya tambahan yang sifatnya memberi nilai rasa, baik positif maupun negatif. Makna konotatif mengacu pada makna kias.Makna konotatif terbagi atas dua, yaitu, konotasi baik, dan konotasi tidak baik.
Konotasi baik adalah kata-kata yang oleh sebagian masyarakat dianggap memiliki nilai rasa sopan, pantas, dan halus. Konotasi baik dibagi menjadi dua macam  yaitu, konotasi tinggi dan konotasi ramah.
Konotasi tidak baik adalah kata-kata yang oleh sebagian masyarakat dianggap memiliki nilai rasa tidak sopan, tidak pantas, kasar, dan dapat menyinggung perasaan orang  lain.  Konotasi  tidak baik dibagi menjadi lima macam yaitu : konotasi berbahaya, konotasi tidak pantas, konotasi tidak enak, konotasi kasar, dan konotasi keras.










DAFTAR PUSTAKA

Resmini, Novi. Tanpa Tahun. Belajar Bahasa Makna. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar